Dewika Setiawati Nasution

Kamis, 02 Juni 2011

PEMBELAJARAN AUSUBEL


MODEL PEMBELAJARAN AUSUBEL

            Ausubel adalah seorang ahli psikologi pendidikan. Menurut Ausubel, ada dua dimensi belajar, yaitu dimensi belajar penerimaan/penemuan dan dimensi belajar bermakna/hafalan, yang merupakan suatu kontinum, dan bukan suatu dikhotomi.
            Pada tingkat pertama dalam belajar, informasi dapat dikomunikasikan pada siswa baik dalam bentuk belajar penemuan yang menyajikan informasi itu dalam bentuk final, maupun dengan bentuk belajar penerimaan yang mengharuskan siswa untuk menemukan sendiri sebagian atau seluruh materi yang akan diajarkan. Dalam tingkat kedua siswa menghubungkan atau mengkaitkan informasi itu pada pengetahuan yang telah dimilikinya, dalam hal ini terjadi belajar bermakna. Akan tetapi, siswa itu dapat juga hanya mencoba-coba menghafalkan informasi baru itu, tanpa menghubungkannya pada konsep-konsep yang telah ada dalam struktur kognitifnya, dalam hal ini terjadi belajar hafalan.
            Belajar bermakna akan terjadi bila informasi baru dapat dikaitkan pada sumber yang ada dalam struktur kognitif, sedangkan belajar hafalan terjadi bila informasi baru tidak dapat dikaitkan pada konsep-konsep yang telah ada dalam struktur kognitif, karena konsep-konsep ini tidak mirip dengan informasi baru itu.
            Berlangsung atau tidaknya belajar bermakna tergantung pada struktur kognitif yang ada, serta kesiapan dan niat anak didik untuk belajar bermakna, dan kebermaknaan materi pelajaran secara potensial. Untuk menerapkan teori ausubel dalam mengajar, guru perlu memperhatikan adanya pengatur awal pada awal pelajaran, dalam mengaitkan konsep-konsep adanya proses diferensiasi progresif dan rekonsiliasi integratif, dan belajar superordinat.
            Atas dasar teori Ausubel, Novak mengemukakan gagasan peta konsep yang menyatakan hubungan antara konsep-konsep dalam bentuk proposisi-proposisi untuk menolong guru mengetahui konsep-konsep yang telah dimiliki para siswa agar belajar bermakna dapat berlangsung untuk mengetahui penguasaan konsep-konsep pada siswa, dan untuk menolong para siswa belajar.



MODEL PEMBELAJARAN AUSUBEL PADA TOPIK LAJU REAKSI

Pokok Bahasan                       : Laju Reaksi
Sub Pokok Bahasan                : Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi
Buku sumber                           : Buku kimia, untuk kelas XI SMA
Konsep yang akan diajarkan   : Ada beberapa faktor yang mempengaruhi cepat lambatnya laju reaksi

No
Materi
Langkah-langkah
Aktivitas kegiatan belajar siswa

Pengertian laju reaksi
Pengaturan awal: Para siswa membaca buku pengantar mengenai laju reaksi dan membaca prosedur praktikum beberapa faktor yang mempengaruhi laju reaksi
·           Siswa membaca buku pengantar mengenai laju reaksi
·           Para siswa melakukan percobaan terhadap beberapa zat dengan memperhatikan faktor wujud zat, konsentrasi, luas permukaan zat, dan suhu serta pengaruhnya terhadap laju reaksi


Faktor- faktor yang mempengaruhi laju reaksi
Kegiatan belajar mengajar
·           Siswa mengambil kesimpulan berdasarkan wujud zat, konsentrasi, luas permukaan zat, dan suhu terhadap cepat dan lambatnya laju reaksi terjadi
·           Siswa mendengarkan penjelasan guru mengapa wujud zat, konsentrasi, luas permukaan zat, dan suhu dapat mempengaruhi laju reaksi

·           Siswa menjelaskan pengamatan percobaan semakin tinggi konsentrasi maka reaksi akan semakin cepat
·           Siswa menjelaskan pengamatan bahwa zat yang mempunyai luas permukaan lebih kecil akan cepat bereaksi di bandingkan zat yang mempunyai luas permukaan lebih besar.
·           Siswa menjelaskan mengapa peningkatan suhu dapat meningkatkan laju reaksi

Faktor- faktor yang mempengaruhi laju reaksi
Peta Konsep
·         Siswa mengidentifikasi konsep yang ada dalam bacaan serta mengklasifikasikan konsep yang lebih penting dan konsep yang paling inklusif (umum)
·         Siswa mengurutkan konsep sesuai keinklusifannya yaitu mulai dari 4 faktor-faktornya sampai cepat lambatnya reaksi terjadi.
·         Siswa menyusun peta konsep sesuai urutan keinklusifannya dengan membentuk hierarki
·         Siswa menerangkan peta konsep yang telah dilengkapinya di depan kelas
·         Siswa mempertimbangkan masukan dari guru dan siswa lain dalam memperbaiki peta konsep maupun memahami faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.

PETA KONSEP
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar