Dewika Setiawati Nasution

Kamis, 02 Juni 2011

Contoh RPP Kimia


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

SEKOLAH                      : SMA N 1 PANOMBEIAN PANE
MATA PELAJARAN    : KIMIA
KELAS / SEMESTER   : X / 1 (satu)


Standar Kompetensi
1.        Memahami struktur atom, sifat – sifat periodik unsur dan ikatan kimia

Kompetensi Dasar
1.1.  Memahami struktur atom berdasarkan teori atom Bohr, sifat-sifat unsur, massa   atom relatif, dan sifat-sifat periodik unsur dalam tabel periodik serta menyadari keteraturannya, melalui pemahaman konfigurasi elektron

Indikator
1.        Membandingkan perkembangan tabel periodik unsur untuk mengidentifikasi kelebihan dan kekurangannya.
2.        Membedakan Periode dan Golongan
3.        Menentukan partikel dasar (proton, elektron dan netron)
4.        Menuliskan konfigurasi elektron berdasarkan tabel periodik
5.        Menuliskan konfigurasi elektron jika nomor atomnya diketahui
6.        Mengklasifikasikan unsur ke dalam isotop, isobar dan isoton
7.        Mendiskripsikan jari – jari atom dengan sifat – sifat periode lainya
8.        Menjelaskan perbedaan teori atom satu dengan teori atom lainya
9.        Menunjukkan kelemahan dan kelebihan masing-masing teori atom.

Alokasi Waktu   :  6 x 45 menit ( 3 x pertemuan)
A.      Tujuan Pembelajaran
       Setelah pembelajaran siswa diharapkan dapat
·          Membandingkan sistem periodik yang satu dengan sistem periodik yang lainnya
·          Membedakan Periode dan Golongan
·          Menentukan partikel dasar atom
·          Menuliskan konfigurasi elektron dan menentukan letaknya dalam S P U
·          Menuliskan konfigurasi elektron jika nomor atomnya diketahui
·          Mengklasifikasikan unsur ke dalam isotop, isobar dan isoton
·          Mendiskripsikan jari – jari atom dengan sifat – sifat periode lainya
·          Menjelaskan perbedaan teori atom satu dengan teori atom lainya
·          Menjelaskan kelemahan dan kelebihan masing-masing teori atom.

B.   Materi Pembelajaran
·           Perkembangan tabel periodik unsur.
·           Periode dan Golongan
·           Struktur atom (partikel-partikel dasar atom)
·           Konfigurasi electron
·           Isotop, isobar, isoton
·           Sifat keperiodikan unsur
·           Perkembangan teori atom mulai dari Dalton sampai dengan teori Atom Modern
·           Kelemahan dan kelebihan masing-masing teori atom.

C.   Metode Pembelajaran
a.           Model pembelajaran    :     C T L
b.          Metoda                      :       Diskusi kelompok, Tanya jawab

D.   Langkah-langkah
       Pertemuan ke-1 (2 x 45 menit)
       a.     Kegiatan Awal
Motivasi     :    Coba kalian amati alat-alat rumah tangga yang berasal dari logam disekitar kalian ?. Apa saja yang kalian tahu? Sebutkan!
Prasyarat    :    Zat tunggal (Unsur)
b.         Kegiatan Inti
·      Membimbing siswa membentuk kelompok
·      Memberikan kesempatan pada siswa/peserta didik untuk membaca buku tentang system periodik unsur
·      Peserta didik mendiskusikan tentang sifat keperiodikan unsur dan perkembangan teori atom
·      Peserta didik mendiskusikan tentang cara pengelompokan unsur pada system periodik unsur
·      Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya dan yang lain menanggapi
·      Memberikan penghargaan kepada kelompok lain yang hasilnya sangat bagus.

Pertemuan ke : 2 ( 2 x 45 menit )
a.         Kegiatan Awal
Motivasi     :    Apakah anda pernah memakan roti kismis ?. Apa saja bagaimana rasanya dan apa saja isinya?
Prasyarat    :    Lambang Atom
b.    Kegiatan inti
§  Membimbing siswa membentuk kelompok
§  Memberikan informasi untuk mengkaji referensi tentang partikel penyusun atom serta penebaran elektron dalam kulit atom
§  Peserta didik mendiskusikan tentang partikel penyusun atom serta konfigurasi elektronnya
§  Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya dan yang lain menanggapi
§  Memberikan penghargaan kepada kelompok lain yang hasilnya sangat bagus
§  Membantu siswa dalam mengambil kesimpulan

       Pertemuan ke : 3 ( 2 x 45 menit )

b.   Kegiatan inti
§  Membimbing siswa membentuk kelompok
§  Memberikan informasi untuk mengkaji refernsi tentang partikel penyusun atom serta penebaran electron dalam kulit atom
§  Peserta didik mendiskusikan tentang partikel penyusun atom serta konfigurasi elektronya
§  Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya dan yang lain menanggapi
§  Memberikan penghargaan kepada kelompok lain yang hasilnya sangat bagus
§  Membantu siswa dalam mengambil kesimpulan

c.   Penutup
§  Peserta didik membuat rangkuman/kesimpulan
§  Memberikan penguatan
§  Memberikan tes secara lisan tentang dasar – dasar pengelopokan atom dalam system periodik.
§  Peserta didik melakukan refleksi untuk melihat kekurangan  pelajaran hari ini


E.   Sumber Belajar
·      Buku Paket Kimia I
·      Tabel Periodik Unsur

F.   PENILAIAN
      1.   Teknik penilaian
            Tes tulis
2.      Bentuk instrument
-  Tes uraian
      3.   Instrumen

Soal:
No
S O A L
Jawaban
Skor
1.




2.



3.





4.



5.




6.








 7.




8.







9.






10.





 1.


2.
Sistem periodic modern disusun berdasarkan pengelompokan unsure menurut:
a.       Newlands             d.  H. mosley
b.      Dobereiner            e.  Mendeleev
c.       Luther Meyer
Unsur-unsur yang memiliki kemiripan sifat diletakkan dalam:
a.       Golongan yang sama        d.  Blok yang sama
b.      Periode yang sama            e.  Kulit yang sama
c.       Wujud yang sama
Unsur  20Ca terletak pada:
a.       Golongan IVA periode 2
b.      Golongan IIA periode 4
c.       Golongan IIB periode 3
d.      Golongan IIIA periode 3
e.       Golongan IIA periode 3
Berikut ini adalah konfigurasi dari Na+ adalah:
a.       2 8 1                d.   2 9
b.      2 8 8 1             e.   2 2 8
c.       2 8
Suatu atom X memiliki 18 proton, dan 22 neutron. Atom X terletak pada golongan…… periode……
a.       IA dan 3            d.  VIIIA dan 3
b.      IVA dan 4         e.   IIA dan 4
c.       VIIA dan 3
Nomor atom suatu unsure adalah 58 dan nomor massa salah satu isotopnya adalah 140. Jumlah electron, proton dan neutron yang terdapat dalam atom unsur tersebut adalah:
a.       Electron 58, proton 24, neutron 58
b.      Electron 58, proton 82, neutron 58
c.       Electron 58, proton 58, neutron 84
d.      Electron 58, proton 58, neutron 140
e.       Electron 58, proton 58, neutron 82

Unsur dengan nomor atom 53 terletak pada golongan:
a.       Alkali                    d.  Gas mulia
b.      Alkali tanah          e.   Transisi
c.       Halogen

Diketahui Ar Fe=56, Ca=40, Ni=59, Mg=24, Cu=63,5, N=14, dan O=16. Diantara senyawa berikut yang memiliki Mr terkecil adalah:
a.       Fe(NO3)2                  d.   Cu(NO3)2
b.      Ca(NO3)2                  e.   Mg(NO3)2
c.       Ni(NO3)2                  

     Diketahui atom berikut:
13Cl36, 19K39, 13Al27, 15P30, dan 14Si28. Atom yang merupakan isoton adalah:
a.       Cl dan K                  d.   P dan Si   
b.      Cl dan Al                 e.   Al dan Si  
c.       K dan Al   

Massa atom relative (Ar) Cu=63,5 di alam terdapat isotop 63Cu dan 65Cu. Persentasi isotop 63Cu adalah:
a.       80%                          d.   30%
b.      75%                          e.   25%
c.       50%  

Inti atom sangat kecil, berada jauh di pusat atom. Seandainya inti atom sebesar bola tenis ( dimeter 6,5 cm ). Perkirakanlah inti atomnya!
Diantara atom-atom berikut: B, Al, C, Si, perkirakan atom unsure mana yang memiliki energi ionisasi paling kecil!
a.      80%                          d.   30%
b.       75%                          e.   25%
c.       50%                         


D




A



B





C



D




E









C





E





 E






B






Essay


Essay
2




2



2





2



2




2









2




2






2






2






5


5

PEMBELAJARAN AUSUBEL


MODEL PEMBELAJARAN AUSUBEL

            Ausubel adalah seorang ahli psikologi pendidikan. Menurut Ausubel, ada dua dimensi belajar, yaitu dimensi belajar penerimaan/penemuan dan dimensi belajar bermakna/hafalan, yang merupakan suatu kontinum, dan bukan suatu dikhotomi.
            Pada tingkat pertama dalam belajar, informasi dapat dikomunikasikan pada siswa baik dalam bentuk belajar penemuan yang menyajikan informasi itu dalam bentuk final, maupun dengan bentuk belajar penerimaan yang mengharuskan siswa untuk menemukan sendiri sebagian atau seluruh materi yang akan diajarkan. Dalam tingkat kedua siswa menghubungkan atau mengkaitkan informasi itu pada pengetahuan yang telah dimilikinya, dalam hal ini terjadi belajar bermakna. Akan tetapi, siswa itu dapat juga hanya mencoba-coba menghafalkan informasi baru itu, tanpa menghubungkannya pada konsep-konsep yang telah ada dalam struktur kognitifnya, dalam hal ini terjadi belajar hafalan.
            Belajar bermakna akan terjadi bila informasi baru dapat dikaitkan pada sumber yang ada dalam struktur kognitif, sedangkan belajar hafalan terjadi bila informasi baru tidak dapat dikaitkan pada konsep-konsep yang telah ada dalam struktur kognitif, karena konsep-konsep ini tidak mirip dengan informasi baru itu.
            Berlangsung atau tidaknya belajar bermakna tergantung pada struktur kognitif yang ada, serta kesiapan dan niat anak didik untuk belajar bermakna, dan kebermaknaan materi pelajaran secara potensial. Untuk menerapkan teori ausubel dalam mengajar, guru perlu memperhatikan adanya pengatur awal pada awal pelajaran, dalam mengaitkan konsep-konsep adanya proses diferensiasi progresif dan rekonsiliasi integratif, dan belajar superordinat.
            Atas dasar teori Ausubel, Novak mengemukakan gagasan peta konsep yang menyatakan hubungan antara konsep-konsep dalam bentuk proposisi-proposisi untuk menolong guru mengetahui konsep-konsep yang telah dimiliki para siswa agar belajar bermakna dapat berlangsung untuk mengetahui penguasaan konsep-konsep pada siswa, dan untuk menolong para siswa belajar.



MODEL PEMBELAJARAN AUSUBEL PADA TOPIK LAJU REAKSI

Pokok Bahasan                       : Laju Reaksi
Sub Pokok Bahasan                : Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi
Buku sumber                           : Buku kimia, untuk kelas XI SMA
Konsep yang akan diajarkan   : Ada beberapa faktor yang mempengaruhi cepat lambatnya laju reaksi

No
Materi
Langkah-langkah
Aktivitas kegiatan belajar siswa

Pengertian laju reaksi
Pengaturan awal: Para siswa membaca buku pengantar mengenai laju reaksi dan membaca prosedur praktikum beberapa faktor yang mempengaruhi laju reaksi
·           Siswa membaca buku pengantar mengenai laju reaksi
·           Para siswa melakukan percobaan terhadap beberapa zat dengan memperhatikan faktor wujud zat, konsentrasi, luas permukaan zat, dan suhu serta pengaruhnya terhadap laju reaksi


Faktor- faktor yang mempengaruhi laju reaksi
Kegiatan belajar mengajar
·           Siswa mengambil kesimpulan berdasarkan wujud zat, konsentrasi, luas permukaan zat, dan suhu terhadap cepat dan lambatnya laju reaksi terjadi
·           Siswa mendengarkan penjelasan guru mengapa wujud zat, konsentrasi, luas permukaan zat, dan suhu dapat mempengaruhi laju reaksi

·           Siswa menjelaskan pengamatan percobaan semakin tinggi konsentrasi maka reaksi akan semakin cepat
·           Siswa menjelaskan pengamatan bahwa zat yang mempunyai luas permukaan lebih kecil akan cepat bereaksi di bandingkan zat yang mempunyai luas permukaan lebih besar.
·           Siswa menjelaskan mengapa peningkatan suhu dapat meningkatkan laju reaksi

Faktor- faktor yang mempengaruhi laju reaksi
Peta Konsep
·         Siswa mengidentifikasi konsep yang ada dalam bacaan serta mengklasifikasikan konsep yang lebih penting dan konsep yang paling inklusif (umum)
·         Siswa mengurutkan konsep sesuai keinklusifannya yaitu mulai dari 4 faktor-faktornya sampai cepat lambatnya reaksi terjadi.
·         Siswa menyusun peta konsep sesuai urutan keinklusifannya dengan membentuk hierarki
·         Siswa menerangkan peta konsep yang telah dilengkapinya di depan kelas
·         Siswa mempertimbangkan masukan dari guru dan siswa lain dalam memperbaiki peta konsep maupun memahami faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.

PETA KONSEP
 

Belajar Berfilsafat


L E N T E R A
Alkisah, suatu malam, seorang buta berpamitan pulang dari mengunjungi sahabatnya yang sedang sakit. "Hai sobat, aku pulang dulu ya, cepat sembuh deh biar lain kali kita bisa ngobrol lebih lama lagi."
"'Bentar, aku ambilin lentera dulu ya," sahut temannya.
"Hahaha....buat apa lentera? Lentera sebesar orang pun aku juga nggak bisa lihat. Sudahlah, aku pasti bisa pulang kok!"
"Di luar sudah gelap. Lentera ini untuk orang lain agar bisa melihat kamu, supaya mereka tidak menabrakmu," jawab sahabatnya dengan lembut.
Akhirnya si buta pun membawa lentera itu dalam perjalanan pulangnya.
Tak berapa lama, ada seorang pejalan kaki yang menabraknya. Dalam kagetnya dia berseru:
"Hai! Kamu kan punya mata, beri jalan buat orang buta dong!"
Si penabrak tidak ambil peduli, dan berlalu begitu saja.
Tidak terlalu jauh berjalan, seorang pejalan lainnya kembali menabrak si buta. Kali ini si buta mengumbar marahnya.
"Hai! Apa kamu buta? Tidak bisa melihat ya? Aku membawa lentera ini supaya kamu bisa lihat dan tidak nabrak orang."
Pejalan kaki itu dengan sengit menjawab,"Kamu yang buta! Lihat tuh, lenteramu padam!"
Keduanya sama-sama tertegun.
Si penabrak yang menyadari situasi segera berkata, "Oh oh, maaf. Sayalah yang 'buta', saya sungguh tidak melihat kalau Anda adalah orang buta."
"Tidak, tidak apa. Saya tidak tahu kalau lentera ini padam. Maafkan kata-kata2 kasar saya," jawab si buta tersipu malu.
Dengan tulus, si penabrak membantu menyalakan kembali lentera yang dibawa si buta, dan kemudian mereka pun melanjutkan perjalanan masing-masing.
Pada saat yang bersamaan, seorang pejalan kaki kebetulan berada di dekat situ. Dalam keremangan malam, nyaris saja dia menabrak mereka. Dalam hati dia berkata, "Rasanya lain kali aku harus membawa sebuah lentera juga. Jadi aku bisa melihat jalan dengan baik dan orang lain juga bisa ikut melihat jalan mereka."
Pembaca yang budiman,
Cerita tadi sesungguhnya mewakili berbagai karakter manusia. Si buta diselubungi kegelapan batin, keangkuhan, ego, dan kemarahan. Selalu menunjuk ke arah orang lain dan tidak mau mengakui kebebalannya. Tetapi di dalam perjalanan "pulang", dia belajar menjadi bijak. Ia menjadi lebih rendah hati karena menyadari kebutaannya dan adanya belas kasih dari pihak lain. Ia juga belajar menjadi pemaaf.
Penabrak pertama mewakili ketidakpedulian dan kurang kesadaran. Sedang penabrak kedua mewakili kondisi manusia pada umumnya: saat menyadari kesalahan, segera meminta maaf dan berusaha memperbaikinya.
Lentera melambangkan sinar dan terang!!! Dalam bahasa spiritual melambangkan sebagai kebijaksanaan. Setiap manusia selayaknya menjadi lentera dan terang bagi dirinya sendiri, mampu melindungi diri sendiri, menghindarkan diri dari mara bahaya serta membawa terang bagi insan di sekitarnya.
Karena sesungguhnya, sejuta lentera dapat dinyalakan dari sebuah lentera, tanpa meredupkan sedikit pun terang cahayanya. Demikian pula dengan lentera kebijaksanaan, tak kan pernah habis terbagi.
Salam sukses luar biasa!!!